Instrumen Kelautan
1.1.
Pasang
Surut
Pasang
surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut
secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Karena posisi bulan dan matahari terhadap bumi selalu
berubah-ubah secara hampir teratur, maka basarnya kisaran pasang surut juga
berubah-ubah mengikuti perubahan posisi-posisi tersebut.
Instrumen Pengukur Pasang Surut:
a)
Tide staff, merupakan alat pengukur pasang surut yang paling
sederhana berupa papan mistar memiliki ketebalan antara 1 sampai 2 inchi dengan
lebar 4 sampai 6 inchi, dan dengan pembagian skala yang umumnya dalam sistem
meter, sedangkan panjangnya harus lebih besar dari tunggang pasut (tidal
range). Misalnya, pada perairan dengan tunggang pasut sebesar 2 m, maka ukuran
papan skala ini harus lebih dari 2 m gauge (Djaja, 1987).
b)
Tide Gauge, merupakan
perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat
mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam
computer.Perangkat ini memudahkan dalam melakukan penelitian karena dilengkapi
dengan fitur yang mendukung. Tide
gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
·
Floating tide gauge. Prinsip kerja alat ini berdasarkan gerakan naik
turunnya permukaan laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan
dengan alat pencatat. Pengukuran tinggi muka air oleh alat ini dilakukan dengan
mendeteksi pergerakan naik turun dari air. Perubahan tinggi pada permukaan air
akan menyebabkan pelampung begerak vertikal (naik turun), pelampung dan penahan
beban diikat dengan kabel dan dihubungkan dengan sebuah katrol yang terdapat
pada enkoder, sehingga gerakan pelampung dapat memutar katrol.
Perputaran yang terjadi pada katrol akan dikonversikan menjadi suatu sinyal
digital dan ditransfer ke unit data logger melalui kabel transduser. Di
dalam data logger unit sinyal listrik tersebut diproses sehingga menjadi
nilai yang terukur gauge (Djaja, 1987).
·
Pressure tide gauge. Prinsip kerjanya sama dengan floating
tide gauge, hanya saja gerakan naik turunnya permukaan laut dapat diketahui
dari perubahan tekanan yang terjadi di dalam laut. Seberapa besar tekanan yang
diterima oleh sensor akan diubah dalam bentuk kedalaman yang telah dirancang
sedemikian rupa, sehingga diperoleh tinggi muka air dari nilai ini dengan
mempertimbangkan nilai densitas dan gravitasi. Gambar 1 merupakan contoh dari pressure
tide gauges gauge (Djaja, 1987).
I.
PEMBAHASAN
1.1.
Cara
Menggunakan Alat
1)
Tide staff
Alat
ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan pada pengukuran
pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut
paling sederhan. Prinsip kerja dari
alat ini sangat mudah,cukup letakkan papan pasut ditempat yang sesuai dengan
criteria yang ada.kemudian amati kondisi pasang surut secara berkala.
Pemasanganya harus pada kedudukan muka air
terendah(lowest water) skala 0 masih terendam air, dan pasang tertinggi skala
terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi(highest water). Dengan
demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat di ketahui.
Gambar 1. Tide staff
1)
Tide Gauge
Alat
ini menggunakan sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut
yang kemudian direkam ke dalam computer, memory, atau dikirim lewat satelit secara otomatis
sesuai pengaturan yang di lakukan sebelumnya.
·
Floating
tide gauge, prinsip
kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat
diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording
unit). Dipasang pada tempat yang tidak
begitu besar dipengaruhi oleh gerakan air laut sehingga pelapung dapat bergerak
secara vertikal dengan bebas. Pengukuran tinggi muka
air oleh alat ini dilakukan dengan mendeteksi pergerakan naik turun dari air.
Gambar 2. Floating tide gauge
·
Pressure tide gauge,
prinsip kerjanya sama
dengan floating tide gauge, hanya saja gerakan naik turunnya permukaan
laut dapat diketahui dari perubahan tekanan yang terjadi di dalam laut.
Seberapa besar tekanan yang diterima oleh sensor akan diubah dalam bentuk
kedalaman yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diperoleh tinggi muka
air dari nilai ini dengan mempertimbangkan nilai densitas dan gravitasi.
Gambar 3. Pressure
tide gauge
1.1.
Cara
Mengolah Data
Menurut
Ongkosongo dan Suyarso(1989), data pencatatan pasang surut dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu: non registering,yaitu
dengan pengamatan langsung untuk mengukur dan mencatat tinggi pasang surut dari
papan ukur atau tongkat berskala. Lalu self
registering, yaitu pencatatan pasang surut secara otomatik dengan alat automatic gauge baik berbentuk grafik, punched tape atau foto.
1) Tide staff
Data di olah
secara non registering, data diamati dengan
melihat nomor skala pada papan ukur atau tongkat berskala secara langsung
sesuai kebutuhan.
Gambar 4.
Determinasi dari Pasang surut
2)
Tide Gauge
Data di olah
secara self registering, data
tercatat dan tersimpan otomatis dalam bentuk grafik, atau tersimpan dalam
bentuk data logger dan di kirim lewat satelit.
·
Floating
tide gauge, perubahan tinggi pada
permukaan air akan menyebabkan pelampung begerak vertikal (naik turun),
pelampung dan penahan beban diikat dengan kabel dan dihubungkan dengan sebuah
katrol yang terdapat pada enkoder, sehingga gerakan pelampung dapat
memutar katrol. Perputaran yang terjadi pada katrol akan dikonversikan menjadi
suatu sinyal digital dan ditransfer ke unit data logger melalui kabel
transduser. Di dalam data logger unit sinyal listrik tersebut diproses
sehingga menjadi nilai yang terukur gauge (Djaja, 1987).
Gambar 5.
Skema kerja Floating tide gauge
·
Pressure
tide gauge, perubahan tekanan yang
terjadi di dalam laut diterima oleh sensor akan diubah dalam bentuk kedalaman
yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diperoleh tinggi muka air dari
nilai ini dengan mempertimbangkan nilai densitas dan gravitasi.
Gambar 6.
Skema kerja Pressure tide gauge
0 komentar:
Posting Komentar